Masjid
yang besar dan megah tidak selalu harus berada di area perkantoran
ataupun perumahan mewah. Sejumlah perguruan tinggi di Tanah Air juga
mempunyai bangunan masjid yang besar dan indah. Tidak kalah menariknya
dengan masjid yang dibangun di luar lingkungan kampus.
Masjid-masjid
di kampus biasanya menjadi pusat kegiatan dakwah para mahasiswa
muslimnya. Bahkan dalam banyak hal, masjid-masjid ini menjadi pusat bagi
segala aktifitas pergerakan mereka. Berikut 7 masjid megah di lingkungan kampus di Pulau Jawa
Apa saja masjid-masjid itu?
1. Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan (Universitas Islam Al-Azhar)
Pada
awal berdiri, masjid ini tidak berada di dalam lingkungan kampus. Tapi
kemudian setelah Universitas Islam Al Azhar (UIA) berdiri, masjid ini
termasuk dalam lingkungan kampus UIA.
Masjid
Agung Al Azhar telah berdiri sejak tahun 1958 di Jl Sisingamangaraja
XII No 12. Tokoh ulama Prof Dr Haji Abdul Malik Karim Amrullah, atau
yang biasa dikenal dengan sebutan Buya Hamka adalah imam masjid
pertamanya. Masjid ini telah melewati banyak zaman, mulai dari Orde Lama
hingga saat ini.
Uniknya,
meskipun sudah dibangun sejak lama, bentuk bangunan dan ornamen yang
ada sama sekali tidak terkesan kuno. Bagian luarnya tampak begitu
minimalis. Keseluruhan masjid disapu dengan warna putih bersih yang
menyimbolkan kesucian.
Memasuki
ruangan utama salat, kesan yang sangat berbeda dengan bangunan luar
yang minimalis langsung terasa. Detil ornamen lukisan kaligrafi berbagai
warna menghiasi seluruh bangunan. Jendela-jendela kayu tinggi yang
mengitari dinding ruangan pun menjadi satu kesatuan membentuk desain
yang indah. Menengok ke kubah, terlihat lukisan kaligrafi bertuliskan
lafaz Allah di bagian puncaknya, dengan Asmaul Husna yang mengelilingi.
2. Masjid Al Furqan, Bandung (Universitas Pendidikan Indonesia)
Masjid
megah selanjutnya yang berada di kawasan kampus adalah Masjid Al Furqan
di Kampus UPI, Jl Dr Setiabudi No 229, Bandung. Seolah-olah menjadi
penyambut setiap orang datang, masjid ini ditempatkan tepat di sebelah
kiri gerbang masuk Kampus UPI. Untuk memberikan kesan asri, di sekitar
masjid dibuat taman hijau lengkap dengan aneka lampu hias yang cantik.
Kesan
minimalis begitu terpancar saat pertama kali melihat masjid yang
berbentuk kotak ini. Kombinasi biru dengan warna salem atau peach,
membubuhkan kesan modern tersendiri. Atap masjid dibuat berbentuk
seperti limas, unik dan berbeda dibanding masjid lain yang umumnya
seperti bola.
Masuk
ke ruang utama, Anda langsung dibawa ke dalam ruangan besar tempat
salat. Kesan minimalis begitu terpancar saat berada di ruangan ini
dengan minimnya ornamen di sana. Bahkan, mihrab masjid tampak sederhana
dengan potongan kayu yang membentuk pigura sebagai penghias.
3. Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (Universitas Gadjah Mada)
Selain
menjadi tempat ibadah, Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM)
dijadikan sebagai lokasi berkumpul para mahasiswa. Masjid dengan luas
2,8 hektar ini mengambil gaya Joglo, bangunan rumah khas Jawa. Gaya
masjid ini juga semakin anggun setelah gaya Joglo ini dipadukan dengan
arsitektur khas Timur Tengah, seperti gaya Masjid Nabawi.
Masjid
Kampus UGM memiliki dua gerbang. Gerbang utamanya memiliki tinggi 14
meter dan mengadopsi desain megah salah satu universitas di Hongaria. Di
gerbang kedua, motif bintang segi delapan menjadi ornamen penghiasnya.
Masuk
ke bagian dalam masjid, interior yang didominasi warna emas terlihat
begitu mewah setelah dipadu dengan warna hijau dan merah. Kombinasi ini
bisa terlihat dari lantai dan pilar-pilar yang menopang masjid.
Yang
membuat Masjid Kampus UGM semakin mewah adalah marmer Italia yang
digunakan untuk dinding masjid. Sedangkan lantai, masjid ini memilih
marmer Indonesia yang membuat lantai masjid terasa sejuk.
4. Masjid Ulil Albab, Sleman (Universitas Islam Indonesia)
Tidak
hanya di UGM, kampus lain di Yogyakarta yang juga memiliki masjid megah
adalah Universitas Islam Indonesia (UII). Masjid ini terletak di dalam
kawasan kampus UII di Jl Kaliurang, Km 14, Sleman, Yogyakarta.
Dilihat
dari segi arsitektur, Masjid Ulil Albab memiliki bentuk yang sangat
artistik, megah dan modern. Masjid ini memiliki kubah yang dominan
berwarna kuning cerah. Sekilas, kubah ini mirip bentuk Colosseum di
Roma.
Masjid
Ulil Albab terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama berfungsi sebagai
auditorium. Naik ke lantai dua, ada area salat yang selalu ramai
dikunjungi jamaah. Naik lagi ke lantai tiga, Anda dihadapkan dengan
ruang perkantoran.
Halaman
Masjid Ulil Albab begitu besar dan tampak asri dengan tanaman yang ada.
Jendela-jendela besar menambah megah masjid ini. Karena tidak hanya
digunakan sebagai tempat ibadah, Masjid Ulil Albab juga memiliki ruang
khusus untuk kumpul para mahasiswa.
5. Masjid Fachruddin, Malang(Universitas Muhammadiyah Malang)
Masjid
Fachruddin terletak di lingkungan Universitas Muhammadiyah Malang.
Masjid ini disebut-sebut sebagai masjid kampus terbesar di Asia
Tenggara. Bangunan masjid ini memadukan tiga nafas kebudayaan sekaligus,
yaitu Jawa, Arab dan modern.
Kebudayaan
Jawa ditandai cungkup di ujung masing-masing kubah. Berbagai bentuk
ornamen dan pilarnya dibuat dengan gaya modern yang menggambarkan
semangat modernitas dalam menampilkan ajaran Islam. Pilar-pilar yang
kokoh ke dalam dan menjulang tinggi mengambarkan bangunan tauhid yang
menghunjam. Sementara kubah dan ornamen lainnya menggambarkan buah dan
daunnya yakni amal shaleh.
Pembangunan
masjid yang berlokasi di Jalan Raya Tlogomas, Malang ini memakan waktu
23 bulan, terhitung sejak bulan November 1994 sampai dengan September
1996. Dengan luas bangunan 14.834,70 meter persegi, bangunan masjid ini
terdiri dari 5 lantai.
Lantai
1 seluas 2. 706,20 meter persegi; lantai 2 seluas 2.900 meter persegi;
lantai 3 seluas 3.197 meter persegi; lantai 4 selua: 1.642,75 meter
persegi; dan lantai 5 seluas 2.746 meter persegi.
Masjid
yang menghabiskan dana hingga Rp 6 miliar ini diresmikan oleh BJ
Habibie pada tahun 1998. Lantai 3 dan lantai 4 yang digunakan untuk
salat mampu menampung hingga 5.000 jamaah.
6. Masjid Al Hurriyah, Bogor (Institut Pertanian Bogor)
Masjid
Al Hurriyah terletak di bagian dalam kampus IPB Darmaga, Bogor. Masjid
Al Hurriyyah berdiri pada tahun 1965 dengan bentuk yang kecil, sederhana
dan berada di tengah hutan. Pada tahun 1992, di sebelah kiri mesjid Al
Hurriyyah yang pertama di bangun mesjid yang lebih besar, yang mampu
menampung jamaah 1.000 orang tahun.
Bangunan
masjid ini cukup unik karena atapnya hampir menyerupai topi Mexico,
terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama merupakan tempat wudhu yang sangat
luas dan lobi masjid banyak digunakan untuk sarana penjualan buku-buku
Islami dan aksesoriesnya. Lantai kedua adalah ruang salat utama yang
dilengkapi dengan mimbar dan sound system. Lantai ketiga digunakan untuk
tempat salat muslimah. Pada bagian luar bangunan juga terdapat sebuah
rumah yang dihuni oleh ustadz, dan di sampingnya berjejer ruang kamar
yang dihuni oleh para santri putra DKM Al Hurriyah.
Bentuk
segitiga yang terdapat pada dinding masjid, diambil dari ide dasar
master plan Kampus Institut Pertanian Bogor di Darmaga. Atap berbentuk
kuncup limas yang dikomposisian sedemikian rupa merupakan ciri
tradisional. Bidang-bidang segitiga dimanfaatkan untuk pencahayaan dan
sirkulasi udara secara alami. Konsep segitiga merupakan perwujudan dari
ajaran Islam yang mengajarkan hablumminallah, hablumminannaas, dan
hubungan dengan alam lingkungan. Penggunaan bidang-bidang segitiga yang
diputar dan dikomposisikan dalam bangunan ini merupakan penerapan seni
Islam yang berbentuk geometrik pattern yang juga telah digunakan dalam
tradisi bangunan Islam. Diketahui pula, segitiga ialah bentuk paling
stabil dalam ilmu mekanika.
7. Masjid Ukhuwah Islamiyah, Depok (Universitas Indonesia)
Masjid
ini sering disebut Masjid UI. Namun bukan 'Universitas Indonesia',
melainkan 'Ukhuwah Islamiyah' meksipun berada di lingkungan kampus
Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat. Masjid seluas 3.606 meter
persegi ini berdiri sejak 28 Januari 1987. Masjid ini tak pernah sepi
dari kegiatan keagamaan dan sosial.
Menariknya,
masjid ini terletak tepat di tepi danau Kenanga. UI memiliki 6 danau
yang cukup besar sebagai kawasan resapan air. Karena itu tidak heran
jika masjid ini tidak pernah sepi, karena banyak mahasiswa yang mengisi
waktu mereka di masjid sambil menikmati keindahan danau.
Sebuah
gerbang yang besar terdapat di halaman masjid. Gerbang tersebut menjadi
pintu masuk utama menuju areal masjid. Dari tempat ini kita bisa
langsung melihat tampilan bangunan masjid berlantai dua.
Sementara
itu di kedua sisi masjid terdapat semacam koridor. Di sisi koridor
sebelah kiri yang dekat dengan danau, nampak ramai dengan jamaah wanita.
Sementara koridor di sisi kanan berbentuk letter-L menghubungkan antara
ruang wudlu pria, tempat penitipan sandal hingga ke ruang salat utama.
Ruang
salat utama masjid ini cukup luas. Tidak ada tiang penyangga. Lantai
dan dindingnya berlapiskan marmer. Sehingga meskipun siang hari, salat
di sana terasa cukup nyaman. Empat buah lengkungan bertuliskan kaligrafi
ayat Alquran menghiasi keempat lengkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar